Membicarakan tentang bahagia tak pernah ada habisnya. Selalu saja ada rasa luka untuk membicarakannya, misalnya saja tentang memorial memorial yang tiba - tiba terlupakan, terbang hingga jauh, kemudian dipaksa mengingat dan diungkit. Sakit. Hingga akhirnya menimbulkan suka dan sebuah tawa, iyakan? mungkin barangkali ada definisi - definisi bahagia yang lain untukmu. Misal, ketika dia membalas pandanganmu, dan tatapanmu, atau justru dia yang ikut menepuk tanganmu sehingga perasaanmu kepadanya tak menjadi abu - abu? Haha, bisa, setiap orang punya level bahagianya sendiri.
Seperti aku, yang mendefinisikan bahagia yang terlalu tinggi, seperti senja mungkin, seperti rinduku yang juga kau balas rindu, dan tanganku yang biasa menepuk - nepuk angin tiba-tiba kau ikut membalas. Mugkin. Ya Tuan, kamu itu masih rahasia, si penghangat adzan yang selalu hadir dalam setiap cerita yang penuh luka.
Andai aku bisa berbicara di hadapanmu, maka mari kita bicarakan. Kemarilah, biar kubisikkan sesuatu. tentang sesuatu yang kau anggap tabu di hidupmu, tentang rasa yang ada dihatiku. Mungkin saja selalu kau anggap bercanda dan recehan itu. Berhenti. Tentu saja bukan. ini perasaan, mana mungkin bisa aku memainkan perasaanku sendirian? hm? bagaimana? coba saja, katakan padaku tuan. Ah iya, aku lupa, kau kan patung, bicara "aduh" pun kau tak bisa bagaimana menjawab pertanyaan tentang rasaku? Recehkan?.
Sampai - sampai aku mempunyai julukan sendiri untukmu, dan kau bahkan tak tahu itu.
Sudahlah ini kelewat dari definisi bahagia. Takutku, justru berujung luka. Tapi tak apa, tenang, senjaku menjamin untuk orang - orang yang patah dan terluka parah. Dan ya tuan, bisakah aku berhenti untuk berjalan dibelakangmu? sebab akupun menginginkan disampingmu, bukan dibelakangmu. Meski senjana selalu menjamin rasa milikku.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc? and don't forget to coment babe. 29/04/2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar